Senin, 19 Februari 2018

Karakteristik dan Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
                                   (Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, 2005 : 38-40)               
1.      Masa Kelas Rendah
Beberapa sifat khas anak dalam masa ini antara lain:
a.       Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
b.      Sikap tunduk pada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
c.       Adanya kecendrungan memuji diri sendiri.
d.      Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasanya menguntungkan; dalam hal iniada kecendrungan untuk meremehkan anak lain.
e.       Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
f.       Pada masa ini anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
2.      Masa kelas tinggi
a.       Adanya minat kehidupan praktis sehari-haari yang konkret; hal ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b.      Amat realistis, ingintahu, ingin belajar.
c.       Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran-mata pelajaran khusus, yang oleh ahli-ahli yang mengikuti teori faktor, ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.
d.      Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan seorang guru atau orang-orang dewasalainya untuk menyelesaikan tugasnya Dn memenuhi keinginannya; setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugas dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
e.       Pada masa ini anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah.
f.       Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama.

Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
(Wardani dkk, 2012 : 4.3-4.33)
A.    Karakteristik Perkembangan Motorik
Untuk anak usia sekolah dasar, antara otot, otak dan sarafnya sudah berkembang baik, sehingga gerakan motoriknya sudah terkoorddinasi dengan baik pula. Semakin bertambah usia anak, maka semakin sempurna gerakan motoriknya, hingga benar-benar dapat menyamai orang dewasa.
B.     Karakteristik Perkembangan Emosi
Pada umumnya ungkapan emosi anak usia Sekolah Dasar teraktualisasi engan tertawa lepas dalam mengungkapkan kegembiraan atau rasa senangnya, sedangkan pada anak yang mengalami kekecewaan  atau kekesalan tak jarang mereka mengungkapkannya dengan ledakan amara, merajuk atau cemberut. Tetapi anak usia sekolah dasar suah mulai tahu bahwa ungkapan emosi terutama emosi kurang baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebaya, sehingga anak mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan amarah tersebut.
Semakin bertambah usia cara mengungkapkan amarah, kekesalan maupun saat suasana hati tidak menyenangkan, mereka tidak meledak-ledak lagi, seperti saat mereka masih kanak-kanak, tetapi diungkapkan dalam bentuk diam, murung maupun menggerutu.
C.     Karakteristik Perkembangan Sosial
Pada usia Sekolah Dasar perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai usia berkelompok. Pada usia ini ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas bersama teman-teman. Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok dan bahagia apabila dapat diterima menjadi anggota dalam suatu kelompok tersebut. Pada umumnya anak lebih senang bermain dengan teman-teman sekelompoknya dibandingkan dengan saudara, orang tua, atau anggota keluarga lainya.
D.    Karakteristik Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar anak mulai memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan objektif. Anak memasuki masa belajar, pada masa inianak mulai ingin mengetahui segala sesuatu, mereka berusaha menambah pengetahuan, kemampuan, maupun pengalamannya. Anak usia SD sangat senang dengan kegiatan yang menantang, beraktivitas dan banyak bergerak, seakan anak tidak pernah diam dan tidak punya rasa capek.
Menurut piaget perkembangan kognitif anak usia SD termasuk pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak anak mampu berfikir secara logis dan kuantitatif, mereka mampu berperilaku objektif dalam mengkaji kejadian. Kemampuan berfikir logis ini terwujud dalam kemampuan mengklasifikasi objek sesuai dengan klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai dengan urutanny, kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain, dan kemampuan berfikir secara deduktif. Mereka telah mampu berfikir desenter yaitu kemampuan memusatkan perhatian pada beberapa atribut dari sebuah benda atau kejadian secara bersamaan dan mengerti hubungan antar dimensi.



Karakteristik Siswa SD
 (Desmita, 2011 : 35 – 36). Usia rata-rata anak indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan yaitu masa kanak-kanak tengah(6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
            Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain,senang bergerak,senang bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
            Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi :
1.      Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan daam permainan dan aktivitas fisik.
2.      Membina hidup sehat
3.      Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
4.      Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
5.      Belajar membaca,menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat
6.      Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berfikir efektif
7.      Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai
8.      Mencapai kemandirian pribadi
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut utuk memberikan bantuan berupa :
1.      Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik
2.      Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatana pada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang
3.      Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep
4.      Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya



Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD
( Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandi, 2011 : 59-67 )
A.    Perkembangan Fisik-Motorik
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhannya. Dia menggerakkan anggota badannya dengan tujuan yang jelas, seperti menggerakkan tangan untuk menulis, mengambil makanan, melempar bola,dll.
Fase anak usia sekolah (7-12 tahun) ditandai dengan gerakan aktivitas motorik yang lincah. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar. Oleh karena itu perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Maka sekolah perlu memfasilitasi perkembangan motorik anak. Upaya yang dilakukan sekolah untuk memfasilitasi perkembangan motorik anak adalah sebagai berikut :
1.      Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang bermanfaat bagi perkembangan atau kehidupan anak.
2.      Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada siswa
3.      Sekolah mengangkat guru yang memiliki keahlian
4.      Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyelenggaraan pelajaran tersebut, seperti alat yang diperlukan untuk olahraga

B.     Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif.  Dilihat dari aspek perkembangan kogniti, menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan benda-benda berdasarkan ciri yang sama, menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan) angka-angka atau bilagan, dan memecahkan masalah yang sederhana.
Untuk mengembangkan daya nalar anak, daya cipta atau kreativitas anak, maka kepada anak perlu diberi peluang-peluang untuk bertanya, berpendapat, atau menilai tentang berbagai hal yang terkait dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.

C.     Perkembangan Bahasa
Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada awal masa ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengar cerita. Pada masa ini berpikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan soal waktu dan soal akibat.
Disekolah perkembangan bahasa anak diperkuat dengan diberikan mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa Indonesia. Dengan diberikan pelajaran bahasa di sekolah, siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat untuk berkomunikasi dengan baik, mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap atau pendapat serta memahami isi dari setiap bahan bacaan yang dibacanya.

D.    Perkembangan Emosi
Pada usia sekolah (khususnya di sekolah tinggi), anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan.
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu , dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi positif seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar. Sebaliknya apabila emosinya negatif tentu akan mengalami hambatan dalam proses belajar.

E.     Perkembangan Sosial
Adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma, tradisi,dll.
Perkembangan sosial pada anak usia SD ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disampingnya dengan para anggota keluarga, teman sebaya sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas. Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat pada diri sendiri berubah menjadi sikap bekerja sama. Anak mulai berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok, dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya.
Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfatakan atau di maknai dengan pemberian tugas kelompok.

F.      Perkembangan Kesadaran Beragama
Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri – ciri dimana sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian. Kepercayaan anak kepada Tuhan pada usia ini, bukanlah hasil peikirannya, akan tetapi merupakan sikap emosi yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwa akan kasih sayang dan perlindungan.
Periode sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama. Pendidikan agama disekolah mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, pendidikan agama di SD harus menajdi perhatian semua pihak yang terkait, bukan hanya guru agama tetapi juga kepala sekolah dan guru-guru lainnya.
Tahap Perkembangan Siswa SD (Rusman, 2012: 250-252)
          Tahap perkembangan siswa SD sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Kedua itu tidak bisa dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri siswa dengan lingkungan.
            Piaget membagi perkembangan berpikir anak ke dalam tahap-tahap : usia 0-2 tahun (sensorimotor), usia 2-7 tahun (praoperasional), usia 7-11 tahun (operasi konkret, dan usia 11 tahun lebih (operasi formal). Pada setiap tahapan tersebut menunjukkan perilaku yang unik, dinamis dan menjadi ciri psikologis dari prilaku belajar pada rentang usia tersebut.
            Anak pada usia Sekolah Dasar (7-11 tahun) berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia ini tingkah laku anak yang tampak yaitu :
1.      Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur – unsur secara serentak
2.      Anak mulai berpikir secara operasional
3.      Anak mampu mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda
4.      Anak dapat membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat
5.      Anak dapat memahami konsep substansi, panjang, lebar, tinggi, rendah, dan lain-lain

Kecenderungan belajar anak usia SD memiliki 3 ciri, yaitu :
6.      Konkret, yaitu proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi anak usia SD.
7.      Integratif,  yaitu memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan
8.      Hierakis, yaitu berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.




Tahap Perkembangan Siswa SD
Periode Kanak-Kanak Akhir (6-12 tahun) (Christiana Hari Soetjiningsih.2012:247-297)
A.    Ciri dan Tugas Perkembangan Kanak-Kanak
1.      Ciri Umum ( Hurlock, 1980 )
Para pendidik menyebut sebagau usia sekolah dasar, yaitu saat anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan berbagai keterampilan di sekolah dasar. Psikolog menyebut masa ini usia berkelompok karena anak ingin diterima oleh teman-teman sebayanya sebagai anggota kelompok dan menyesuaikan diri dalam berbagai kerja kelompok. Disebut juga usia kreatif karena saat penentuan apakah anak akan menjadi pencipta karya yang konformis atau baru dan orisinal.
2.      Tugas Perkembangan Kanak-kanak Akhir
Menurut Havighurt ( dalam Monks dkk, 2001 ) tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir, yaitu :
a.  Belajar kemungkinan-kemungkinan fisik/ketangkasan fisik
b.  Membentuk sikap sehat terhadap dirinya sendiri sebagai pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang
c.  Belajar peran jenis kelamin
d. Belajar bergaul dengan teman-tema sebayanya
e.  Mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung
f.   Mengembangkan hati nurani/ kata hati
g.  Belajar membentuk sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga di lingkungannya
B.          Perkembangan Fisik
1.      Tinggi dan Berat Badan
Selama tahun-tahun ini, anak bertambah tinggi rata-rata 1-2 inci per tahun, sehingga pada usia 11 tahun tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi rata-arat anak laki-laki 146 cm. Selama pertengahan dan akhir masa kana-kanak, berat anak-anak bertambah rata-rata 2,3-3,2 kg pertahun.
Problem yang berkaitan dengan perkembangan fisik pada tahapan ini adalah (Papalia dkk, 2008 )
a.       Malnutrisi yang banyak dialami oleh anak-anak di negara-negara miskindan berkembang karena mereka kurang memperoleh makanan yang cukup baik.
b.      Kegemukan terjadi karena faktor keturunan, makanan yang tidak terkontrol, makanan yang salah, dan kurang banyak bergerak.
2.      Keterampilan Motorik
Pada masa ini, tahap-tahap penguasaan berbagai aktifitas fisik terlihat lebih jelas. Walaupun masing-masing anak akan mengembangkan kemampuan yang berbeda tetapi proses belajar dan penguasaan aktivitas fisik secara umum sama, misalnya sebelum dapat lancar naik sepeda, anak akan jatuh bangun terlebih dahulu.
Saat usia tujuh tahun, umumnya anak dapat menulis karena gerakan tangan sudah lebih stabil walaupun masih belum rapi. Pada usia 8-10 tahun, anak sudah dapat menulis huruf bersambung, ukuran huruf lebih kecil dan lebih rata, pada usia 10-12 tahun, mereka sudah mampu menunjukkan kemampuan keterampilan yang lebih kompleks, rumit, dan cepat yang diperlukan untuk mengahasilkan kerajinan yang bermutu bagus. Anak-anak perempuan biasanya lebih menunjukkan keterampilan motorik halus yang lebih baik dari pada anak laki-laki.
3.      Efek Gizi pada Pertumbuhan Fisik Anak
a.       Dampak kekurangan gizi pada anak antara lain :
1.      Kurang energi sehingga tubuh menjadi lemah dan kurang berminat terhadap kegiatan di sekelilingnya.
2.      Gangguan kesehatan, yaitu mudah terserang penyakit seperti infeksi, kurang kalori protein,dan avitaminosis (kekurangan vitamin)
3.      Penampilan yang tidak sehat, misalnya tidak bugar, kulit tidak bercahaya dan kendur, mata tidak jernih, dan gigi berlubang.
4.      Perkembangan kecerdasan kurang optimal karena kekurangan gizi akan mempengaruhi perkembangan sel-sel otak.
b.      Dampak Gizi yang Berlebihan pada anak yaitu kegemukan (obesitas) yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit di kemudian hari, antara lain penyakit jantung, kencing manis, dan yang lebih penting efek psikologisnya.

C.     Perkembangan kognitif (Rusman.2012:250-252)
Jean Piaget telah bertahun-tahun mempelajari hubungan antara perkembangan kognitif dan usia anak-anak. Menurut Paget, anak-anak menjalani empat tahap perkembangan kognitif yang dilalui secara berurutan secara bertahap. Berikut ini tahap perkembangan kognitif anak yang dilalui secara bertahap dan berurutan:
1.      Sensori Motorik
Adalah tahapan pertama yang dilalui anak. Tahapan ini berlangsung sejak anak lahir hingga berusia 2 tahun. Pada tahap sensori motorik anak akan mulai memanfaatkan imitasi, memori dan cara berpikir. Mereka mulai menyadari benda-benda bergerak dan benda-benda yang berbunyi. Secara sadar anak pada tahapan ini mampu bergerak sebagai tindakan reflex untuk kegiatan yang diarahkan pada tujuan tertentu.
2.      Tahap Praoperasional
Tahap kedua setelah sensori motorik adalah tahap praoperasional. Tahap ini berlangsung ketika anak sudah menginjak usia 2 hingga 7 tahun, dimana saat itu anak sudah ada yang memasuki sekolah dasar. Kemampuan anak juga mulai berkembang dengan scara bertahap mengembangkan penggunaan bahasa dan kemampuan berpikir dalam bentuk simbolik. Pada tahapan ini anak-anak juga dapat berpikir operasi melalui cara logis dalam satu arah. Pada tahap praoperasional, anak-anak mungkin mengalami kesulitan melihat sudut pandang orang lain.
3.      Operasional Konkrit
Pada tahapan ini mulai muncul ciri-ciri perkembangan kognitif peserta didik usia sekolah dasar. Umur 7 hingga 11 tahun anak-anak sudah masuk sd. Kemampuan berpikir mereka juga menjadi lebih baik. Anak-anak mulai dapat memecahkan masalah konkrit dalam mode logis. Mereka juga mampu mengklarifikasi dan memahami hukum konservasi. Anak-anak pada usia ini juga mulai mengerti reversibilitas.
4.      Operasional Formal
Anak-anak dengan usia 11 hingga 15 tahun sudah masuk pada tahap operasional formal. Pada tahap perkembangan kognitif inni anak mulai mampu menyelesaikan masalah abstrak dengan cara yang logis. Mereka juga lebih ilmiah dalam berpikir sehingga mampu mengembangkan kekhawatiran mengenai isu-isu sosial dan identitas.
D.    Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa pada anak usia sekolah dasar adalah bertambahnya perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kata  maupun kalimat yang bertambah kompleks dan lebih menyerupai bahasa orang dewasa. Disamping peningkatan perbendaharaan kosa kata, perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar juga terlihat dalam cara  anak berfikir tentang kata-kata.
E.     Perkembangan Sosial
Perkembangan anak anak pada usia sekolah dasar di tandai dengan adanya perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga menjalin ikatan baru dengan teman sebayanya atau teman sekelas nya, dengan demikian maka ruang gerak sosialnya telah bertambah luas.
F.        Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan ungkapan secara kasar tidaklah di terima dalam masyarakat. Oleh karena itu anak mulai mengendalikan kontrol ekspresi emosi. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar.
G.    Perkembangan Moral
a.       Anak berbuat baik bukan untuk mendapat kepuasan fisik, tetapi untuk mendapat kepuasan psikologis yang diperoleh melalui persetujuan sosial..
b.      Usia sekitar 10-12 tahun sudah mengenal konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, dan kehormatan.
c.       Perbuatan baik buruk dilihat dari,apa motif melakukan hal tersebut.
H.    Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Zakiyah derajad 1986:58 mengemukakan bahwa pendidikan agama disekolah dasar, merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan ahlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja akan mudah dan anak sudah mempunyai perbekalan dalam menghadapi goncangan yang terjadi pada masa remaja.




Daftar pustaka
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesional Guru.Jakarta: Rajawali Pers.
Soetjiningsih christiana hari. 2012. Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: prenadamedia group.
Yusuf Syamsu, dkk. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Desmita.2011.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Wardani. 2012. Perspektif Pendidikan SD. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.

Ahmadi, Abu dan munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar