Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
(Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh,
2005 : 38-40)
1. Masa
Kelas Rendah
Beberapa sifat khas anak dalam masa
ini antara lain:
a. Adanya
korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
b. Sikap
tunduk pada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
c. Adanya
kecendrungan memuji diri sendiri.
d. Suka
membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasanya
menguntungkan; dalam hal iniada kecendrungan untuk meremehkan anak lain.
e. Kalau
tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
f. Pada
masa ini anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya
memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
2. Masa
kelas tinggi
a. Adanya
minat kehidupan praktis sehari-haari yang konkret; hal ini menimbulkan adanya
kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b. Amat
realistis, ingintahu, ingin belajar.
c. Menjelang
akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran-mata pelajaran
khusus, yang oleh ahli-ahli yang mengikuti teori faktor, ditafsirkan sebagai
mulai menonjolnya faktor-faktor.
d. Sampai
kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan seorang guru atau orang-orang
dewasalainya untuk menyelesaikan tugasnya Dn memenuhi keinginannya; setelah
kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugas dengan bebas
dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
e. Pada
masa ini anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
sekolah.
f. Anak
pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain
bersama.
Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
(Wardani dkk, 2012 : 4.3-4.33)
A.
Karakteristik Perkembangan Motorik
Untuk
anak usia sekolah dasar, antara otot, otak dan sarafnya sudah berkembang baik,
sehingga gerakan motoriknya sudah terkoorddinasi dengan baik pula. Semakin
bertambah usia anak, maka semakin sempurna gerakan motoriknya, hingga
benar-benar dapat menyamai orang dewasa.
B.
Karakteristik Perkembangan Emosi
Pada
umumnya ungkapan emosi anak usia Sekolah Dasar teraktualisasi engan tertawa
lepas dalam mengungkapkan kegembiraan atau rasa senangnya, sedangkan pada anak
yang mengalami kekecewaan atau kekesalan
tak jarang mereka mengungkapkannya dengan ledakan amara, merajuk atau cemberut.
Tetapi anak usia sekolah dasar suah mulai tahu bahwa ungkapan emosi terutama
emosi kurang baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebaya, sehingga
anak mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan amarah tersebut.
Semakin
bertambah usia cara mengungkapkan amarah, kekesalan maupun saat suasana hati
tidak menyenangkan, mereka tidak meledak-ledak lagi, seperti saat mereka masih
kanak-kanak, tetapi diungkapkan dalam bentuk diam, murung maupun menggerutu.
C.
Karakteristik Perkembangan Sosial
Pada
usia Sekolah Dasar perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai usia
berkelompok. Pada usia ini ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas
bersama teman-teman. Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok dan
bahagia apabila dapat diterima menjadi anggota dalam suatu kelompok tersebut.
Pada umumnya anak lebih senang bermain dengan teman-teman sekelompoknya
dibandingkan dengan saudara, orang tua, atau anggota keluarga lainya.
D.
Karakteristik Perkembangan Intelektual
Pada
usia sekolah dasar anak mulai memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan
objektif. Anak memasuki masa belajar, pada masa inianak mulai ingin mengetahui
segala sesuatu, mereka berusaha menambah pengetahuan, kemampuan, maupun
pengalamannya. Anak usia SD sangat senang dengan kegiatan yang menantang,
beraktivitas dan banyak bergerak, seakan anak tidak pernah diam dan tidak punya
rasa capek.
Menurut
piaget perkembangan kognitif anak usia SD termasuk pada tahap operasional
konkret. Pada tahap ini anak anak mampu berfikir secara logis dan kuantitatif, mereka
mampu berperilaku objektif dalam mengkaji kejadian. Kemampuan berfikir logis
ini terwujud dalam kemampuan mengklasifikasi objek sesuai dengan
klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai dengan urutanny, kemampuan untuk
memahami cara pandang orang lain, dan kemampuan berfikir secara deduktif.
Mereka telah mampu berfikir desenter yaitu kemampuan memusatkan perhatian pada
beberapa atribut dari sebuah benda atau kejadian secara bersamaan dan mengerti
hubungan antar dimensi.
Karakteristik
Siswa SD
(Desmita, 2011 : 35 – 36).
Usia rata-rata anak indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan
selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan
anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan yaitu masa
kanak-kanak tengah(6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak
usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang
usianya lebih muda. Ia senang bermain,senang bergerak,senang bekerja dalam
kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh
sebab itu guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur
permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar
dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran.
Menurut
Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi :
1.
Menguasai keterampilan fisik yang
diperlukan daam permainan dan aktivitas fisik.
2.
Membina hidup sehat
3.
Belajar bergaul dan bekerja dalam
kelompok
4.
Belajar menjalankan peranan sosial
sesuai dengan jenis kelamin
5.
Belajar membaca,menulis, dan berhitung
agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat
6.
Memperoleh sejumlah konsep yang
diperlukan untuk berfikir efektif
7.
Mengembangkan kata hati, moral dan
nilai-nilai
8.
Mencapai kemandirian pribadi
Dalam upaya mencapai
setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut utuk memberikan bantuan
berupa :
1.
Menciptakan lingkungan teman sebaya yang
mengajarkan keterampilan fisik
2.
Melaksanakan pembelajaran yang
memberikan kesempatana pada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan
teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang
3.
Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep
4.
Melaksanakan pembelajaran yang dapat
mengembangkan nilai-nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil
dan menjadi pegangan bagi dirinya
Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD
( Syamsu Yusuf
dan Nani M. Sugandi, 2011 : 59-67 )
A.
Perkembangan
Fisik-Motorik
Seiring
dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik
anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras
dengan kebutuhannya. Dia menggerakkan anggota badannya dengan tujuan yang
jelas, seperti menggerakkan tangan untuk menulis, mengambil makanan, melempar
bola,dll.
Fase anak usia
sekolah (7-12 tahun) ditandai dengan gerakan aktivitas motorik yang lincah.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran
proses belajar. Oleh karena itu perkembangan motorik sangat menunjang
keberhasilan belajar peserta didik. Maka sekolah perlu memfasilitasi
perkembangan motorik anak. Upaya yang dilakukan sekolah untuk memfasilitasi
perkembangan motorik anak adalah sebagai berikut :
1. Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang
bermanfaat bagi perkembangan atau kehidupan anak.
2. Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga
kepada siswa
3. Sekolah mengangkat guru yang memiliki keahlian
4. Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan
penyelenggaraan pelajaran tersebut, seperti alat yang diperlukan untuk olahraga
B.
Perkembangan
Intelektual
Pada
usia sekolah dasar anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau
melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau
kemampuan kognitif. Dilihat dari aspek
perkembangan kogniti, menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi
konkret, yang ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan benda-benda berdasarkan
ciri yang sama, menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan) angka-angka atau
bilagan, dan memecahkan masalah yang sederhana.
Untuk
mengembangkan daya nalar anak, daya cipta atau kreativitas anak, maka kepada
anak perlu diberi peluang-peluang untuk bertanya, berpendapat, atau menilai
tentang berbagai hal yang terkait dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi
di lingkungan sekitar.
C.
Perkembangan
Bahasa
Usia
sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan
menguasai perbendaharaan kata. Pada awal masa ini anak sudah menguasai sekitar
2.500 kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan
orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengar cerita. Pada masa ini
berpikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan soal waktu dan soal
akibat.
Disekolah
perkembangan bahasa anak diperkuat dengan diberikan mata pelajaran bahasa ibu
dan bahasa Indonesia. Dengan diberikan pelajaran bahasa di sekolah, siswa
diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat untuk berkomunikasi
dengan baik, mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap atau pendapat serta
memahami isi dari setiap bahan bacaan yang dibacanya.
D.
Perkembangan
Emosi
Pada
usia sekolah (khususnya di sekolah tinggi), anak mulai menyadari bahwa
pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh
orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar mengendalikan dan mengontrol
ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan
latihan.
Emosi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu , dalam hal
ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi positif seperti perasaan senang,
bergairah, bersemangat akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan
dirinya terhadap aktivitas belajar. Sebaliknya apabila emosinya negatif tentu
akan mengalami hambatan dalam proses belajar.
E.
Perkembangan
Sosial
Adalah
pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma,
tradisi,dll.
Perkembangan
sosial pada anak usia SD ditandai dengan adanya perluasan hubungan,
disampingnya dengan para anggota keluarga, teman sebaya sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya bertambah luas. Pada usia ini anak mulai memiliki
kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat pada diri sendiri berubah
menjadi sikap bekerja sama. Anak mulai berminat terhadap kegiatan-kegiatan
teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota
kelompok, dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya.
Dalam
proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat
dimanfatakan atau di maknai dengan pemberian tugas kelompok.
F.
Perkembangan
Kesadaran Beragama
Pada
masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri – ciri dimana sikap
keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian.
Kepercayaan anak kepada Tuhan pada usia ini, bukanlah hasil peikirannya, akan
tetapi merupakan sikap emosi yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwa akan
kasih sayang dan perlindungan.
Periode
sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama. Pendidikan agama
disekolah mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, pendidikan
agama di SD harus menajdi perhatian semua pihak yang terkait, bukan hanya guru
agama tetapi juga kepala sekolah dan guru-guru lainnya.
Tahap
Perkembangan Siswa SD (Rusman,
2012: 250-252)
Tahap
perkembangan siswa SD sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya
dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Kedua itu tidak bisa dipisahkan karena
memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri siswa dengan
lingkungan.
Piaget
membagi perkembangan berpikir anak ke dalam tahap-tahap : usia 0-2 tahun
(sensorimotor), usia 2-7 tahun (praoperasional), usia 7-11 tahun (operasi
konkret, dan usia 11 tahun lebih (operasi formal). Pada setiap tahapan tersebut
menunjukkan perilaku yang unik, dinamis dan menjadi ciri psikologis dari
prilaku belajar pada rentang usia tersebut.
Anak
pada usia Sekolah Dasar (7-11 tahun) berada pada tahapan operasi konkret. Pada
rentang usia ini tingkah laku anak yang tampak yaitu :
1. Anak
mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke
aspek lain secara reflektif dan memandang unsur – unsur secara serentak
2. Anak
mulai berpikir secara operasional
3. Anak
mampu mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda
4. Anak
dapat membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah
sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat
5. Anak
dapat memahami konsep substansi, panjang, lebar, tinggi, rendah, dan lain-lain
Kecenderungan
belajar anak usia SD memiliki 3 ciri, yaitu :
6. Konkret,
yaitu proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni yang dapat
dilihat, didengar, dibaui, diraba, dengan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian
proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi anak usia SD.
7. Integratif, yaitu memandang sesuatu yang dipelajari
sebagai suatu keutuhan
8. Hierakis,
yaitu berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal
yang lebih kompleks.
Tahap
Perkembangan Siswa SD
Periode Kanak-Kanak Akhir (6-12 tahun)
(Christiana Hari Soetjiningsih.2012:247-297)
A. Ciri
dan Tugas Perkembangan Kanak-Kanak
1. Ciri
Umum ( Hurlock, 1980 )
Para pendidik
menyebut sebagau usia sekolah dasar, yaitu saat anak memperoleh dasar-dasar
pengetahuan dan berbagai keterampilan di sekolah dasar. Psikolog menyebut masa
ini usia berkelompok karena anak ingin diterima oleh teman-teman sebayanya
sebagai anggota kelompok dan menyesuaikan diri dalam berbagai kerja kelompok.
Disebut juga usia kreatif karena saat penentuan apakah anak akan menjadi
pencipta karya yang konformis atau baru dan orisinal.
2. Tugas
Perkembangan Kanak-kanak Akhir
Menurut
Havighurt ( dalam Monks dkk, 2001 ) tugas-tugas perkembangan pada masa
kanak-kanak akhir, yaitu :
a. Belajar
kemungkinan-kemungkinan fisik/ketangkasan fisik
b. Membentuk
sikap sehat terhadap dirinya sendiri sebagai pribadi yang sedang tumbuh dan
berkembang
c. Belajar
peran jenis kelamin
d. Belajar
bergaul dengan teman-tema sebayanya
e. Mengembangkan
kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung
f. Mengembangkan
hati nurani/ kata hati
g. Belajar
membentuk sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga di lingkungannya
B.
Perkembangan Fisik
1. Tinggi
dan Berat Badan
Selama
tahun-tahun ini, anak bertambah tinggi rata-rata 1-2 inci per tahun, sehingga
pada usia 11 tahun tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi rata-arat
anak laki-laki 146 cm. Selama pertengahan dan akhir masa kana-kanak, berat
anak-anak bertambah rata-rata 2,3-3,2 kg pertahun.
Problem
yang berkaitan dengan perkembangan fisik pada tahapan ini adalah (Papalia dkk,
2008 )
a. Malnutrisi
yang banyak dialami oleh anak-anak di negara-negara miskindan berkembang karena
mereka kurang memperoleh makanan yang cukup baik.
b. Kegemukan
terjadi karena faktor keturunan, makanan yang tidak terkontrol, makanan yang
salah, dan kurang banyak bergerak.
2. Keterampilan
Motorik
Pada
masa ini, tahap-tahap penguasaan berbagai aktifitas fisik terlihat lebih jelas.
Walaupun masing-masing anak akan mengembangkan kemampuan yang berbeda tetapi
proses belajar dan penguasaan aktivitas fisik secara umum sama, misalnya
sebelum dapat lancar naik sepeda, anak akan jatuh bangun terlebih dahulu.
Saat
usia tujuh tahun, umumnya anak dapat menulis karena gerakan tangan sudah lebih
stabil walaupun masih belum rapi. Pada usia 8-10 tahun, anak sudah dapat
menulis huruf bersambung, ukuran huruf lebih kecil dan lebih rata, pada usia
10-12 tahun, mereka sudah mampu menunjukkan kemampuan keterampilan yang lebih
kompleks, rumit, dan cepat yang diperlukan untuk mengahasilkan kerajinan yang
bermutu bagus. Anak-anak perempuan biasanya lebih menunjukkan keterampilan
motorik halus yang lebih baik dari pada anak laki-laki.
3. Efek
Gizi pada Pertumbuhan Fisik Anak
a. Dampak
kekurangan gizi pada anak antara lain :
1. Kurang
energi sehingga tubuh menjadi lemah dan kurang berminat terhadap kegiatan di
sekelilingnya.
2. Gangguan
kesehatan, yaitu mudah terserang penyakit seperti infeksi, kurang kalori
protein,dan avitaminosis (kekurangan vitamin)
3. Penampilan
yang tidak sehat, misalnya tidak bugar, kulit tidak bercahaya dan kendur, mata
tidak jernih, dan gigi berlubang.
4. Perkembangan
kecerdasan kurang optimal karena kekurangan gizi akan mempengaruhi perkembangan
sel-sel otak.
b. Dampak
Gizi yang Berlebihan pada anak yaitu kegemukan (obesitas) yang dapat memicu
timbulnya berbagai penyakit di kemudian hari, antara lain penyakit jantung,
kencing manis, dan yang lebih penting efek psikologisnya.
C. Perkembangan
kognitif (Rusman.2012:250-252)
Jean Piaget
telah bertahun-tahun mempelajari hubungan antara perkembangan kognitif dan usia
anak-anak. Menurut Paget, anak-anak menjalani empat tahap perkembangan kognitif
yang dilalui secara berurutan secara bertahap. Berikut ini tahap perkembangan
kognitif anak yang dilalui secara bertahap dan berurutan:
1.
Sensori Motorik
Adalah tahapan
pertama yang dilalui anak. Tahapan ini berlangsung sejak anak lahir hingga
berusia 2 tahun. Pada tahap sensori motorik anak akan mulai memanfaatkan
imitasi, memori dan cara berpikir. Mereka mulai menyadari benda-benda bergerak
dan benda-benda yang berbunyi. Secara sadar anak pada tahapan ini mampu
bergerak sebagai tindakan reflex untuk kegiatan yang diarahkan pada tujuan
tertentu.
2.
Tahap Praoperasional
Tahap kedua setelah sensori motorik adalah tahap praoperasional. Tahap ini
berlangsung ketika anak sudah menginjak usia 2 hingga 7 tahun, dimana saat itu
anak sudah ada yang memasuki sekolah dasar. Kemampuan anak juga mulai
berkembang dengan scara bertahap mengembangkan penggunaan bahasa dan kemampuan
berpikir dalam bentuk simbolik. Pada tahapan ini anak-anak juga dapat berpikir
operasi melalui cara logis dalam satu arah. Pada tahap praoperasional,
anak-anak mungkin mengalami kesulitan melihat sudut pandang orang lain.
3.
Operasional Konkrit
Pada tahapan
ini mulai muncul ciri-ciri perkembangan kognitif peserta didik usia sekolah
dasar. Umur 7 hingga 11 tahun anak-anak sudah masuk sd. Kemampuan berpikir
mereka juga menjadi lebih baik. Anak-anak mulai dapat memecahkan masalah
konkrit dalam mode logis. Mereka juga mampu mengklarifikasi dan memahami hukum
konservasi. Anak-anak pada usia ini juga mulai mengerti reversibilitas.
4.
Operasional Formal
Anak-anak dengan usia 11 hingga 15 tahun sudah masuk pada tahap operasional
formal. Pada tahap perkembangan kognitif inni anak mulai mampu menyelesaikan
masalah abstrak dengan cara yang logis. Mereka juga lebih ilmiah dalam berpikir
sehingga mampu mengembangkan kekhawatiran mengenai isu-isu sosial dan identitas.
D. Perkembangan
Bahasa
Perkembangan bahasa pada anak usia sekolah dasar adalah bertambahnya
perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kata maupun kalimat yang
bertambah kompleks dan lebih menyerupai bahasa orang dewasa. Disamping
peningkatan perbendaharaan kosa kata, perkembangan bahasa anak usia sekolah
dasar juga terlihat dalam cara anak berfikir tentang kata-kata.
E. Perkembangan Sosial
Perkembangan anak anak pada
usia sekolah dasar di tandai dengan adanya perluasan hubungan di samping dengan
keluarga juga menjalin ikatan baru dengan teman sebayanya atau teman sekelas
nya, dengan demikian maka ruang gerak sosialnya telah bertambah luas.
F. Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah anak
mulai menyadari bahwa pengungkapan ungkapan secara kasar tidaklah di terima
dalam masyarakat. Oleh karena itu anak mulai mengendalikan kontrol ekspresi
emosi. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu
dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar.
G. Perkembangan
Moral
a. Anak berbuat
baik bukan untuk mendapat kepuasan fisik, tetapi untuk mendapat kepuasan
psikologis yang diperoleh melalui persetujuan sosial..
b. Usia sekitar
10-12 tahun sudah mengenal konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, dan
kehormatan.
c. Perbuatan
baik buruk dilihat dari,apa motif melakukan hal tersebut.
H. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Zakiyah derajad 1986:58
mengemukakan bahwa pendidikan agama disekolah dasar, merupakan dasar bagi
pembinaan sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan
ahlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja akan mudah dan
anak sudah mempunyai perbekalan dalam menghadapi goncangan yang terjadi pada
masa remaja.
Daftar pustaka
Rusman. 2012. Model-Model
Pembelajaran:Mengembangkan Profesional Guru.Jakarta: Rajawali Pers.
Soetjiningsih christiana hari. 2012.
Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai
Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: prenadamedia group.
Yusuf Syamsu,
dkk. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Rusman. 2012. Model-model
Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Desmita.2011.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Wardani. 2012. Perspektif Pendidikan SD. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.
Ahmadi, Abu dan munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar