Kata
Pengantar
Bismillahirrahmannirrahim,
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah
hirabbil a’lamin segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang atas izin-Nya
makalah perspektif globa telah
dapat kami selesaikan. Terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Perspektif Global yang telah memberi materi dan saran dalam proses pembuatan
makalah ini. Dan juga terima kasih kepada teman-teman yang telah mambantu dalam
pencarian dan resume materi sehingga makalah ini dapat terselasaikan dengan
waktu yang cukup singkat.
Kami
sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa makalah
kami masih jauh dari sempurna dan kepada teman-teman yang membaca makalah ini
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami bisa lebih baik
lagi dalam pembuatan makalah selanjutnya. Kami berharap makalah yang kami buat
dapat bermanfaat bagi yang membaca. Terima kasih
Penulis
Padang
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................
B. Rumusan
Masalah....................................................................................................
C. Tujuan
.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Dimensi
perspektif global.......................................................................................
B. Manfaat
persprktif globa........................................................................................
C. Tujuan
perspektif global.........................................................................................
D. Masalah
perspektif global.......................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B.
C. Daftar
Pustaka.........................................................................................................
Bab I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Perspektif global adalah pendekatan menyeluruh yang menghubungkan siswa dan
guru dalam memahami hubungan mereka dalam masyarakat dunia
Dengan demikian diberikan perspektif global dapat :
1.
Mendorong mahasiswa tentang masalah
global.
2.
Mendorong guru belajar tentang
lintas budaya .
3.
Mengembangkan dan memahami makna
perspektif global, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan
profesi.
Berdasasrkan tujuan tersebut maka peran guru adalah :
1.
Memberi bekal pengetahuan tentang
pengetahuan global dan masalah dunia.
2.
Meningkatkan kesadaran anak didik
sebagai landasan tindakan yang
3.
berdampak global.
4.
Memberikan contoh teladan dalam
aktivitas sehari hari yang mempunyai pengaruh terhadap masalah global.
Perspektif
global bertitik tolak dari masalah kehidupan sehari hari misalnya masalah
kelaparan, pengangguran, pestisida dan pengungsi.
Dalam
kaitanya dengan budaya dalam era globalisasi ini maka Giansar mengajukan
empat dimensi yaitu :
1.
Afirmasi atau penegasan dari
dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan masyarakat.
2.
Mereapirmas dan mengembangkan
indentitas budaya dalam setiap keiompok manusia.
3.
Partisipasi bahwa pengmbangan suatu
bangsa dan negara partisipasi masyarkat sangat diperlukan.
4.
Memajukan kerjasama budaya antar
bangsa.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Dimensi perspektif global?
2.
Bagaimana Manfaat persprktif
globa?
3.
Bagaimana Tujuan perspektif
global??
4.
Bagaimana Masalah perspektif
global?
C. Tujuan
1. Mengetahui
Dimensi perspektif global.
2. Mengetahui
Manfaat persprktif globa.
3. Mengetahui
Tujuan perspektif global.
4. Mengetahui
Masalah perspektif global.
Bab
II
Pemabahasan
A.
Dimensi Perspektif Global
Perspektif
global bertolak dari masalah hidup sehari-hari, misalnya masalah pendidikan,
kesejahteraan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua
permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan
budaya dalam era globalisasi, Makagiansar (Mimbar,1990) mengajukan empat dimensi,
yaitu :
1.
Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam
proses pembangunan bangsa dan masyarakat. Pembangnan akan terasa hampa jika
tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi
landasan bagi pembangunan suatu Negara, serta merupakan alat seleksi bagi
pengaruh luar yang sudah tidak terkendali.
2.
ereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya dan
setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.
3.
Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan
Negara partisipasi dari masyarakat sangat diperlukan.
4.
Memajukan kerjasama antarbudaya. Hal ini dimaksudkan
agar ada saling mengisi, mengilhami sehingga adanya kemajuan dan peningkatan
antar budaya bangsa.
Saat ini tidak ada suatu bangsapun yang statis dan
homogen. Setiap bangsa berkembang karena adanya interaksi dengan bangsa lain.
Dengan demikian system nilai budaya dan nilai-nilai lainnya akan saling
mempengaruhi.
Sementara itu, Hanvey (1976)
dalam bukunya yang sangat terkenal “An Attainable Global Perspective” menyebutkan
5 dimensi dari perspektif global sebagai berikut.
1. Perspective
consciousness
Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang
berbeda-beda di dunia ini.
2. State of
planet awareness
Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa
global.
3. Cross-cultural
awareness
Adanya kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat
karakteristik budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada
perbedaan-perbedaan dalam budaya, namun ada banyak kesamaan yang dimiliki.
4. Systemic
awareness
Mengetahui akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal
kompleksnya sistem internasional, di mana aktor-aktor negara dan aktor-aktor
non-negara saling mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di
kawasan-kawasan yang ada di dunia ini.
5. Options for
participation
Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi
dengan baik dalam menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional
hingga internasional.
B.
Manfaat
Perspektif Global
Secara politis peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan
kebangsaan menjadi penjaga stabilitas dan pengontrol politik
baik di dalam maupun luar negeri. Perlu disadari bahwa negara kita
berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat. Oleh karena itu, peningkatan
kerja sama dengan negara lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara
harus bersifat terbuka, karena kerja sama dalam berbagai bidang menuntut adanya
komitmen yang tinggi. Negara harus beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, aktif
mengikuti dan mengadakan perubahan. Berikut ini beberapa manfaat
mempelajari perspektif global.
1.
Meningkatkan wawasan dan kesadaran
para pendidik dan peserta didik bahwa kita bukan
hanya penghuni satu daerah, tetapi mempunyai ketergantungan dengan
orang lain di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus
mencerminkan “sikap ketergantungan” tersebut.
2.
Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang
dunia, sehingga dapat megikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama
perkembangan iptek.
3.
Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral
bukan general, sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari
berbagai aspek.
4.
Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap
perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
C.
Tujuan
Perspektif Global
Tujuan diberikannya perspektif
global menurut Marryfield, 1977 adalah :
1.
Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak
tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global.
2.
Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang
berkaitan dengan masalah lintas budaya.
3.
engembangkan dan memahami makna perspektif global baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun pengembangan profesinya.
Berdasarkan tujuan tersebut maka,
peran guru adalah :
1.
Memberikan bekal pengetahuan kepada siswa tentang
pentingnya pengetahuan global dalam memahami maslah-masalah tertentu.
2.
Meningkatkan kesadaran dan wawasan anak didik sebagai
landasan dalam melakukan tindakan yang berdampak global.
3.
Memberikan contoh dan teladan dalam aktivitas
sehari-hari, yang mempunyai pengaruh terhadap masalah global.
Lee Anderson dan Charlotte Anderson (1979) menyatakan bahwa untuk
mempersiapkanpeserta didik agar menjadi warga negara yang baik harus
dimulai dari berbagai macam kelompok yang melibatkannya, dari yang terdekat
hingga yang terjauh, yaitu dari masyarakat lokal,nasional, hingga global. Ada 5
tujuan pokok dari perspektif global, yaitu:
1.
Mengembangkan pengertian keberadaan mereka sebagai
individu-individu yang membentuk masyarakat.
2.
Mengembangkan pengertian bahwa mereka merupakan
anggota dari masyarakat dunia.
3.
Mengembangkan pengertian bahwa mereka adalah penghuni
planet bumi ini dan kehidupannya bergantung pada planet bumi tersebut.
4.
Peserta didik harus diberi pengertian bahwa mereka
adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat global ini.
5.
Mendidik peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk
hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab sebagai individu, sebagai umat
manusia, sebagai insan penghuni planet bumi ini, serta sebagai anggota
masyarakat global.
D.
Masalah
Perspektif Global
Contoh
bidang IPS yang berkaitan dengan masalah globalisasi :
1.
Ekonomi
Model – model kerja sama ekonomi
menurut Kuang-Sheng-Siao (Susanto, 1997 ) :
a.
Zona Perdagangan Bebas, daerah dimana penurunan tarif
dan berbagai hambatan diturunkan secara bersama supaya arus omoditas barang dan
jasa dapat bergerak bebas
b.
Persetujuan tarif, pembentukan sebuah sistem tarif
yang sama dipakai untuk mengeliminasi kompetensi intra regional dan mendukung
usaha kerja sama dalam menghadapi tantangan
c.
Pasar bersama, selain arus bebas dari komoditas dan
jasa, bahan baku produk, tenaga kerja dan modal dapat ditransfer secara bebas
d.
Aliansi ekonomi, harmonisai total didalam
kesejahteraan sosial, transportasi, moneter, dan kebijakan ekonomi nasional
lainnya.
e.
Integrasi ekonomi secara penuh
Bentuk – bentuk kerja sama dalam bidang ekonomi :
a.
Asean Free Trade Areas ( AFTA ); kerja sama regional
Asia Tenggara dalam rangka perdagangan bebas
b.
Asian Pasific Economic Cooperation ( APEC ); kerja
sama antarnegara pasifik termasuk Kanada dan Amerika.
2.
Geografi
Di era globalisasi hubungan antara
negara yang satu dengan lainnya tidak terbatas oleh batas wilayah geografis,
batas negara atau batas administrasi sebab globalisasi merupakan penduniaan
tanpa tapal batas.
Contoh masalah global berdasarkan
tinjauan dari bidang geografi : pengaruh kebakaran hutan terhadap negara –
negara tetangga ASEAN, Pembuangan limbah beracun dan limbah nuklir, kekayaan
alam, global warming, dll.
3.
PPKn
Hubungan masalah globalisasi yang
berkaitan dengan bidang studi PPKn adalah seputar masalah ilmu politik, hukum,
kenegaraan, demokrasi dan hak asasi manusia.
Terjadinya pergeseran peran negara
di era globalisali karena timbulnya arus sirkulasi ( Investmen, Industry,
Information Technology, dan Individual Consumer )
4.
Sejarah dan Budaya
a.
Membentuk wawasan kebangsaan ( nation character
building ) Pendidikan diarahkan untuk :
Ø Memperluas
wawasan dan persepsi anak didik yang berkaitan dengan permasalahan global
Ø Meningkatkan
kesadaran anak didik kita, bahwa mereka bukn saja sebagai warga negara
Indonesia tetapi juga warga dunia
Ø Memberikan
wawasan untuk mengkaji ulang nilai dan budaya yang ada
b.
Dalam kaitannya dengan nilai budaya
Anak didik perlu dibekali dengan
pemahaman dan pengetahuan yang cukup untuk menyeleksi budaya luar yang tidak
sesuai dengan budaya kita.
c.
Memonitor aktivitas penggunaan internet
Pada pelaksanaan pembelajaran di
sekolah, guru mengalami beberapa permasalahan dalam mengajarkan perspektif
global, diantaranya:
1.
Menurut kurikulum KTSP, dalam pelajaran IPS materinya
belum membahas masalah dunia, tetapi terbatas sampai tingkat propinsi dan
sedikit tingkat Negara. Hal ini akan menyulitkan guru untuk membicarakan dunia
dengan siswa. Untuk mengatasinya, guru dapat memulai hal-hal yang ada dilingkungan
sekitar misalnya masalah lingkungan, penduduk, kesehatan, AIDS, dan sebagainya.
2.
Masalah global adalah masalah integral yaitu suatu
permasalahan yang dapat dilihat dari berbagai bidang ilmu. Sementara pada
materi pelajaran IPS di SD masih menitikberatkan pada materi bidang studi yaitu
sejarah dan geografi.
3.
Mata kuliah perspektif global tergolong baru, para
guru belum memiliki pengalaman cukup untuk mengajar materi persepktif global di
SD.
4.
Buku sumber untuk pelajaran perspektif global di SD
masih sangat kurang sehingga diperlukan kreatifitas yang tinggi dari guru
(tidak terpaku pada buku paket atau LKS).
Berkaitan dengan masalah
global, Merry M. Merryfield (1997 : 8) mengemukakan
pokok-pokok masalah global, yaitu:
a.
penduduk dan keluarga berencana (population and
family planning)
b.
hak rakyat menentukan pemerintahan
sendiri (self-determination)
c.
pembangunan (development)
d.
hak asasi manusia (human right)
e.
emigrasi, imigrasi dan
pengungsian (emigration, immigration and refugees)
f.
kepemilikan bersama secara global (the global
commnos)
g.
lingkungan hidup dan sumber daya
alam (environment and natural resources)
h.
persebaran kemakmuran
i.
teknologi informasi
j.
sumber daya
k.
jalan masuk ke pasar
l.
kelaparan dan bahan pangan
m.
perdamaian dan keamanan
n.
prasangka dan diskriminasi.
Isu dan masalah diatas bukan lagi hanya dirasakan secara lokal dan regional
di tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan telah menjadi
isu dan masalah global yang dirasakan serta disadari oleh masyarakat dunia.
Badan dan lembaga dunia, baik organisasi yang merupakan bagian dari PBB maupun
diluar PBB seperti LSM (lembaga swadaya masyarakat), telah menaruh perhatian
serta kepedulian terhadap masalah-masalah global tersebut.
Berikut ini contoh beberapa isu dan masalah global seperti penduduk dan
keluarga berencana, pembangunan, hak asasi manusia, migrasi, lingkungan dan
sumber daya, dalam pembahasan yang singkat.
1.
Penduduk dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk bukan hanya merupakan masalah nasional bagi
Indonesia, melainkan juga merupakan masalah bangsa lain, baik bangsa-bangsa
yang terbelakang dan sedang berkembang, maupun bangsa-bangsa yang telah maju.
Persoalan-persoalan ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk
dengan ketersediaan barang bahan pangan, lapangan kerja serta pemukiman yang
merupakan masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa bangsa
Indonesia, melainkan dialami oleh seluruh bangsa di dunia ini. Oleh karena itu,
masalah ini dapat dinyatakan sebagai masalah global.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan
program keluarga berencana dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi
kesejahteraan masing-masing keluarga. Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh
bangsa Indonesia, melainkan juga dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Akan
tetapi, pada kenyataannya pelaksanaan program keluarga berencana tidak selancar
seperti apa yang direncanakan dan diharapkan, melainkan masih menghadapi
berbagai masalah. Oleh karena itu, program ini selain merupakan upaya pemecahan
masalah, pada pelaksanaannya juga masih merupakan masalah global. Berkaitan
dengan hal itu, PBB sebagai organisasi dan lembaga dunia sangat memperhatikan
masalah tersebut.
2.
Pembangunan
Pembangunan yang oleh Bartelmus (1986 : 3) dinyatakan sebagai proses yang
berupaya memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun non
material termasuk kebutuhan-kebutuhan fisik, telah – sedang –
dan akan dilakukan oleh semua bangsa di dunia ini. Namun demikian, karena
pada pelaksanaannya melibatkan segala sumber daya, baik alam (SDA) maupun
manusia (SDM) termasuk kemampuan IPTEKnya, maka pembangunan masih banyak
menghadapi masalah. Oleh karena itu, pembangunan sebagai upaya pemecahan
masalah kesejahteraan masyarakat, pada sisi lain masih menjadi masalah.
Kenyataan demikian masih dialami oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia.
Dengan demikian, pembangunan sebagai suatu masalah, juga menjadi masalah
global.
3.
Hak Asasi Manusia
Pada hakekatnya, setiap manusia memiliki hak yang sama di segala bidang.
Hak merupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada
umat manusia yang hidup di muka bumi ini tanpa terkecuali. Akan
tetapi, dalam kehidupan masyarakat, hak asasi manusia ini mendapat
perlakuan yang berbeda-beda oleh pihak-pihak tertentu, sehingga terjadi pelanggaran
atas HAM tersebut. Diskriminasi ras, etnis, agama dan lain-lainnya merupakan
pelanggaran terhadap HAM. Hal tersebut dialami oleh kelompok masyarakat atau
perorangan tertentu di negara masing-masing. Masalah ini terjadi di seluruh
dunia. Oleh karena itu, HAM tidak hanya merupakan masalah lokal dan regional di
tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan juga merupakan masalah
global.
4.
Migrasi
Perpindahan penduduk, baik dalam bentuk emigrasi (ke luar dari negara
sendiri) dan imigrasi (masuk ke dalam negara tertentu) maupun dalam
bentuk pengungsian, terjadi dimana-mana di dunia ini. Faktor penyebabnya
bermacam-macam, mulai dari faktor ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai
pada keamanan. Bagi kelompok atau perorangan yang melakukannya, mungkin migrasi
merupakan jalan keluar dari masalah yang dialaminya. Namun bagi negara atau
kawasan yang didatangi mungkin menjadi masalah, karena menyangkut tempat
penampungan, lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain sebagainya. Kita dapat
menyimak dan mengamati proses perpindahan ini dari berbagai kawasan di dunia
sebagai akibat dari berbagai masalah di negara, seperti banjir, kesulitan
ekonomi dan pertentangan politik menjadi penyebab terjadinya migrasi penduduk
di kawasan yang bersangkutan, atau dari kawasan tersebut ke negara lain.
Masalah migrasi ini telah menjadi masalah global.
5.
Lingkungan dan Sumber Daya
Menurut UU RI no. 4 tahun 1982, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk
di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.Masalah lingkungan
seperti pencemaran, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan sebangsanya
yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi secara
lokal maupun regional di tempat-tempat atau kawasan tertentu, melainkan
secara meluas terjadi dimana-mana di permukaan bumi ini.
G.T. Miller (1985 : 6) mengemukakan sumber daya alam adalah suatu
bentuk materi atau energi yang diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat
memenuhi kehidupan manusia. Dengan demikian antara sumber daya alam dengan
lingkungan itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kandungan, persediaan,
penggalian, pengolahan, dan pemanfaatan sumber daya, khususnya sumber daya
alam, tidak hanya menyangkut pemerintah serta negara sebagai pemilik sumber
daya, melainkan juga melibatkan negara-negara lain yang berkepentingan. Kuota
produksi dan kuota perdagangan sampai pada harga sumber daya alam tertentu yang
strategis merupakan kesepakatan bersama di antara negara-negara produsen dengan
negara-negara konsumen.
Dengan demikian, mengenai sumber daya alam ini dilandasi oleh kesejahteraan
global negara-negara yang bersangkutan. Produksi, konsumsi, dan
perdagangannya memiliki dampak global terhadap kehidupan ekonomi, politik
serta kondisi ekologi dunia. Dalam mekanisme dan dinamika produksi,
pemanfaatan, konsumsi dan perdagangan sumber daya alam ini terjadi proses
ketergantungan dan saling keterkaitan antar berbagai negara di dunia yang
berkepentingan. Kenyataan tersebut merupakan fenomena global yang terus
berkembang dari waktu ke waktu. Pemanfaatan lingkungan dan sumber daya yang
menjadi aset dunia seperti samudra dan ruang angkasa, menuntut saling
keterkaitan serta saling ketergantungan global yang mengoptimalkan pemanfaatan
aset-aset tadi. Hal tersebut harus menjadi perhatian dan kepedulian tiap
pribadi umat manusia, khususnya orang-orang yang bertindak mengambil kebijakan
dan keputusan. Disinilah letak dan kedudukan wawasan dan kepedulian global
dalam situasi kehidupan umat manusia yang makin mendunia.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perspektif
global bertolak dari masalah hidup sehari-hari, misalnya masalah pendidikan,
kesejahteraan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua
permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan
budaya dalam era globalisasi, Makagiansar (Mimbar,1990) mengajukan empat
dimensi, yaitu :
2.
Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam
proses pembangunan bangsa dan masyarakat. Pembangnan akan terasa hampa jika
tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi
landasan bagi pembangunan suatu Negara, serta merupakan alat seleksi bagi
pengaruh luar yang sudah tidak terkendali.
3.
ereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya dan
setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.
4.
Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan
Negara partisipasi dari masyarakat sangat diperlukan.
5.
Memajukan kerjasama antarbudaya. Hal ini dimaksudkan
agar ada saling mengisi, mengilhami sehingga adanya kemajuan dan peningkatan
antar budaya bangsa.
B.
Saran
Pendidikan perspektif global sangat
cocok diterapkan pada saat ini guna menjawab tantangan kehidupan di era globalisasi
ini. Karena pendidikan perspektif global merupakan upaya sistematis untuk
membentuk wawasan dan perspektif mahasiswa dan perspektif siswa, karena melalui
pendidikan global siswadibekali materi secara utuh dan menyeluruh berkaitan
dengan masalah global. Pendidikan global menawarkan suatu makna bahwa kita
hidup didalam masyarakat manusia, dimana perkampungan global dimana manusia
saling terhubung, baik suku, bangsa dan batas Negara tidak menjadi penghalang
dan merupakan komunitas dari perbedaan diantara orang-orang yang berbeda
bangsa.
Daftar
Pustaka
Nusid,
Sumaatmadja. 2008. Perspektif Global.
Jakarta : Universitas Terbuka.