Selasa, 20 Februari 2018

Gejala Vulkanisme, Tektonisme dan Batuan


Bab I Pembahasan
A.    Latar Belakang
Permukaan Bumi telah mengalami banyak perubahan karena fenomena yang dikenal sebagai proses geologi. Erosi tebing, letusan gunung berapi, atau sedimentasi di muara sungai adalah contoh dari proses-proses geologi. Agen geologi yang bertanggung jawab untuk proses tersebut: gelombang, panas internal bumi, atau sungai.
Vulkanisme merupakan gejala alam akibat pergerakan magma. Magma berada di bawah kulit bumi dan berbentuk cair serta berpijar. Magma dapat bergerak naik ke permukaan bumi melalui saluran-saluran seperti pipa yang disebut diatrema. Magma yang telah sampai di permukaan bumi disebut lava atau lahar. Pergerakan magma dibedakan menjadi dua macam, yaitu intrusi dan ekstrusi.
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi.Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu vulkanisme dan gempa?
2.      Apa saja gejala vulkanisme dan gempa?
3.      Bagaimana proses terbentuknya batuan?
4.      Apa saja sifat-sifat batuan?
5.      Apa itu erosi dan abrasi?
C.     Tujuan
1.      Menjelaskan vulkanisme dan gempa.
2.      Menjelaskan gejala-gejala vulkanisme dan gempa.
3.      Menguraikan proses terbentuknya batuan`
4.      Menjelaskan sifat-sifat batuan.
5.      Menjelasan erosi dan abrasi.

D.     
Bab II Pembahasan
A.    Gejala Vulkanisme dan Gempa Bumi
1.      Vulkanisme dan Gunung Api
Vulkanisme adalah gerakan batuan cair yang panas di bawah dan di atas permukaan bumi. Jika garakan batuan cair yang panas itu berlangsung di bawah permukaan bumi dikatakan vulkanisme intrusif. Batuan cair yang panas di bawah permukaan tanah itu disebut magma. Magma yang talah sampai di permukaan bumi disebut lava. Garkan lava di atas permukaan bumi disebut vulkanisme ekstrusif. Aliran magma yang mendingin dan mengeras sebelum mencapai permukaan bumi disebut intrusi yang mempunyai bentuk, antara lain:
a.       Retas dan sill. Ratss adalah intarusi rata yang terbentuk ketika magma yang mengeras dallam rekahan vertikal. Sill (atau retaas lempeng) adalah intrusi rata yang terbentuk ketika magma mengeras di antara lapisan-lapisan batuan.
b.      Lakolit dan batolit. Lakolit adlah intrusi yang terbentuk mirip kubah. Jika tekana magmma pada lakolit cukup kuat sehingga mendesak lapisan-lapisan di atasnya, maka bisa terbentuk pegunungan kubah. Jadi pegunungan kubah adalah pegunungan bundar yang terbentuuk ketika lapisan-lapisan batuan terangkat. Batolik  adalah intrusi tak beraturan yang membentang ke dalam kerak. Batolit yang keras paparannya kurang dari 100 km2 disebut tondon.
Magma, gas-gas panas, dan batuan padat bisa keluar ke permukaan bumi melalui lubang sentral dalam gunung api, yang disebut lubang kepundan peristiwa ini disebut erupsi. Ada dua macam erupsi gunung api, yaitu erupsi tenang dan erupsi eksplosif. Erupsi tenang terjadi blamana basal berair secara perlahan keluar melalui lubang kepundan, kemudian menyebar luas. Erupsi eksplosif terjadi bilamana lava tersembur sangat keras keluar melalui lubang kepundan.
Pada puncak gunung apin terdapat kawah, yaitu lekukan mirip cangkir yang mengelilingi lubang kepundan. Kandang- kadang pada puncak gunung api terdapat kaldera, yaitu kawah yang sangat luas yang terbentuk karena runtuhnya gunung api.
Efek vulkanisme yang lain adalah mata air panas dan geiser. Mata air panas merupakan rongga dalam tanah yang merupakan tempat keluarnya air panas dan gas-gas. Geiser adalah lubang pada tanah yang merupakan tempat air panas dan uap tersembur secara periodik.
2.      Gempa
Gejala geologi yang lain adalah gempa, yaitu getaran kerak bumi secara tiba-tiba. Gempa berasal dari fokus, yaitu suatu titik di bawah permukaan bumi yang merupakan tempat batuan merekah dan bergerak. Gerakan pada fokus mengirimkan gelombang-gelombang gerakan kesegala arah. Gelombamng getaran yang disebabkan oleh gempa disebut geloombang seismik. Titik pada permukaan bumi yang secara lanngsung di atas fokus disebut episenter. Ilmu pengetahuan yang mempelajari gempa disebut seismologi.
Beberapa penyebab gempa adalah erupsi vulkanik. Selama erupsi,magam yang bergerak dibawah permukaan bumi dapat mennyebabkan kerak bergetar. Tetapi, sebagian besar gempa disebabkan oleh pesesaran tiba-tiba. Pesesaran adalah gerakan batuan sepanjang sesar.
Alat yang digunakan untuk mendeteksi, mengukurn, dan merekam gelombang-gelombang seismik yang disebabkan oleh gempa disebut seismograf. Garis-garis zigzag yang terakam pada kertas dalam seismograf di sebut seismogram.
Para ahli seismologi mengindentifikasi tiga jenis gelombang seismik dengan mempelajari seismogram, dua diantaranya telah dibicarakan. Gelombang yang pertama kali terekam dalam seismogram disebut gelombang-P. Gelombang ke-dua yang terekam disebut gelombang-S. Gelombang yang nterakhir yang terekam disebut gelombang-L.
Para ahli seismologi membuat dua jenis ukuran gempa, yaitu magnitudo dan intensitas. Jumlah  energi total yang dilepaskan oaeh suatu gempa disebut magnitudo gempa. Magnitudo diukur dalam Skala Richter, yang membentang anntara 1 dan 10 skala. Ukuran kerusakn yang ditimbulkan disebut intensitas gempa. Intensitas gempa dinyatakan dalam skala Mercalli yang sudah dimodifikasi.
Dengan menggambarkan tempat-tempat gempa pada suatu peta, para ahli seismologi mendapat pola tentang gempa bumi. Ada tiga sabuk gampa di bumi, yaitu sabuk Mediteran, sabuk Lingkar Pasifik, dan Pegunungan Tengah-Atlantik.

B.     Gejala yang Ditimbulkan Oleh Vulkanisme dan Gempa Bumi
1.      Gejala-gejala vulkanisme
a.       Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunungapi. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :
·  Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi panas).
·  Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
·  Meningkatnya bau belerang yang menyengat.
b.      Gejala post vulkanik Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tandatanda yang disebut gejala post vulkanik, atau pasca vulkanik atau setelah aktivitas vulkanik dengan gejala-gejala sebagai berikut.
·    Sumber gas asam arang (CO2 dan CO) yang disebut mofet. Gas ini berbahaya sebab dapat menyebabkan mati lemas bagi orang yang menghirupnya. Contoh: Kawah Timbang dan Nila di Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).
·    Sumber gas belerang , disebut solfatara. Contoh : Tangkuban Parahu (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Rinjani (NTB).
·    Sumber gas uap air, disebut fumarol. Contoh : Dieng (Jawa Tengah) dan Kamojang (Jawa Barat).
·    Sumber air panas. Sumber air panas yang mengandung zat belerang, dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit kulit.
·    Sumber air mineral. Sumber air mineral ini berasal dari air tanah yang meresap bercampur dengan larutan mineral tertentu seperti: belerang, atau mineral lain. Contoh sumber air mineral terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa Barat), dan Minahasa (Sulawesi Utara).
·    Geyser. Pancaran air panas yang berlangsung secara periodik disebut geyser. Pancaran air semacam ini juga terdapat di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
Syarat-syarat terjadinya gejala vulkanisme adalah :
a.       Terbentuknya dapur magma di lapis-lapis kulit bumi
b.      Terjadi intrusi magma, yaitu aktivitas magma yang menerobos melalui celah, retakan atau patahan yang terbentuk di lapisan atas dapur magma tetapi tidak sampai tembus ke permukaan bumi.
b.      Hasil bentukan intrusi magma :
Ø  Batolit, yaitu batuan beku dalam yang membeku di dekat atau di dalam dapur magma.
Ø  Lakolit, yaitu batuan beku dalam yang membeku di antara dua lapisan litosfer dan bentuk alasnya datar, bagian atasnya cembung.
Ø  Sills, yaitu batuan beku dalam yang membeku di antara dua lapisan, bentuknya tipis, pipih, dan melebar.
Ø  Dikes, yaitu batuan beku dalam yang memotong lapisan litosfer, bentuk miring/tegak dan pipih.
Ø  Apofisa, yaitu batuan beku dalam yang terbentuk di cabang-cabang berukuran kecil.
Ø  Batuan beku korok, batuan beku yang membeku di pipa kawah.
c.       Ekstrusi Magma, yaitu aktivitas atau gerakan magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi dapat menyebabkan erupsi, sedangkan erupsi itu dibagi menjadi dua, antara lain :
Ø  Erupsi eksplosif, yaitu letusan yang luar biasa dahsyatnya akibat tekanan gas yang sangat kuat.
Ø  Erupsi epusif, yaitu letusan karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma kental keluar dari kepundan.

Selain fenomena-fenomena yang terjadi pada pra ataupun pasca vulkanisme,ada juga keuntungan yang bisa di dapatkan,  dari peristiwa gunung meletus misalnya seperti :
a.       tanah di daerah pegunungan menjadi subur.
b.      berlimpahnya bahan bangunan yang berupa pasir dan batu yang berasal dari dalam perut bumi.
c.       terdapat banyak bahan galian atau hasil tambang.
Selain itu  banyak juga kerusakan atau kerugian  yang di timbulkan akibat bencana gunung api, misalnya:
a.       kebakaran hutan.
b.      lahar dingin.
c.       awan panas.
d.      rusaknya lingkungan di daerah pegunungan.
e.       hewan dan tumbuhan banyak yang mati.
f.       terjadi depresi atau stress pada pengungsi karena trauma dan ketakutan serta kejenuhan di tempat pengungsian.
g.      banyak menelan korban jiwa.

C.    Asal Usul Batuan
Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma adalah benda cair, panas, pijar yang bersuhu diatas 1000˚C. Lava adalah magma yang sudah muncul ke permukaan. Lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, meterial piroklastik, air, tanah tumbuhan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6w9nOcevkinx5yTZm4zU71jLnws6tHs-EbLf9Hdv7RVHoDZHjhcrX6LbS4F8Db13s32N9bGW_7OkwwjkAnOtZkNtQ5dyqjrv6_O2jUmuYX2K3K8xo4T2wmaTPpUKagExjX0p0QqTtsgU/s1600/Picture2.jpg
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi.Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.
Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal-kristal dari berbagai jenis mineral, atau pecahan kristal mineral-mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung fragmen cangkang organisme. Batuan adalah salah satu komponen penyusun tanah. Di permukaan bumi terdapat berbagai jenis bebatuan. Berdasarkan proses terbentuknya, terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan kerak bumi. Tiga jenis batuan tersebut yaitu batuan beku (batuan magma atau vulkanik), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan (batuan metamorf).

D.    Sifat-sifat Batuan
a. Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari lava atau magma yang membeku. Magma merupakan benda cair yang sangat panas dan terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut lava. Semula batuan beku berupa lelehan magma yang besar. Batuan beku dibagi menjadi dua macam. Batuan beku dalam (intrusi) adalah batuan beku yang mengendap di bawah permukaan bumi. Contohnya batu apung dan batu granit. Adapun batuan beku luar (ekstrusi) mengendap di atas permukaan bumi. Contohnya aspal dan batu obsidian. Berbagai macam batuan beku dapat kamu amati dalam tabel berikut ini meliputi Jenis Batuan Beku, Ciri-Ciri, dan Proses Terbentuknya.
Nama Batuan
Ciri-Ciri dan Manfaat
Proses Terbentuknya
Batu obsidian
Description: Image result for batu obsidian
Disebut juga batu kaca. Berwarna hitam atau cokelat tua, permukaannya halus, dan mengilap.
Digunakan untuk alat pemotong dan mata tombak
Berasal dari magma yang membeku dengan cepat di
permukaan bumi.

Batu granit
Description: Image result for batu granit
Tersusun atas butiran yang kasar. Ada yang berwarna putih dan ada yang berwarna keabu-abuan.
Dimanfaatkan untuk bahan bangunan.
Berasal dari magma yang membeku di dalam kerak bumi. Proses pembekuan ini
berlangsung secara perlahan. Jadi, batu ini termasuk batuan beku dalam.
Batu basal
Description: Image result for batu basal
Disebut juga batu lava. Berwarna hijau keabu-abuan dan terdiri dari butiran yang sangat kecil.
Dimanfaatkan untuk bahan bangunan.
Berasal dari magma yang membeku di bawah lapisan kerak bumi, tercampur dengan gas sehingga beronggarongga kecil.
Batu andesit
Description: Image result for batu andesit
Berwarna putih keabu-abuan dan butirannya kecil seperti pada batu basal. Dimanfaatkan untuk membuat arca dan bangunan candi.
Berasal dari magma yang
membeku sangat cepat di
bawah kerak bumi.
Batu apung
Description: Image result for batu apung
Berwarna cokelat bercampur abu-abu muda dan beronggarongga.
Digunakan untuk mengampelas kayu dan sebagai bahan penggosok.
Berasal dari magma yang
membeku di permukaan bumi.

b. Batuan Endapan (Batuan Sedimen)
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan. Berbagai macam contoh batuan endapan.
Jenis Batuan Endapan, Ciri-Ciri, dan Proses Terbentuknya
Nama Batuan
Ciri-ciri dan Manfaat
Proses Terbentuknya
Batu konglomerat
Description: Image result for batu konglomerat
Terdiri atas kerikil-kerikil yang permukaannya tumpul. Batuan ini banyak digunakan sebagai bahan bangunan.
Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan beku.
Batu pasir
Terdiri atas butiran-butiran pasir, berwarna abu-abu, merah, kuning, atau putih. Batuan ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Berasal dari endapan hasil
pelapukan batuan beku yang
butirannya kecil-kecil.
Batu serpih
Description: Image result for batu serpih
Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat,
berwarna abu-abu kehijauan,
merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Berasal dari endapan hasil
pelapukan batuan tanah liat.
Batu kapur
Description: Image result for batu kapur
Terdiri dari butiran-butiran kapur halus, berwarna putih agak keabu-abuan, sebagai bahan campuran pembuat semen.
Beraral dari endapan hasil
pelapukan tulang dan
cangkang hewan-hewan laut.
Batu breksi
Description: Image result for batu breksi
Terdiri atas kerikil-kerikil yang permukaannya tajam. Batuan ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Berasal dari endapan hasil pelapukan
batuan beku.

c. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Jika mendapat panas terus-menerus, batuan ini akan berubah menjadi batuan malihan.
Nama Batuan
Ciri-Ciri dan Manfaat
Proses Terbentuknya
Batu genes (gneiss)
Description: Image result for batu geness
Berwarna putih keabu-abuan dan keras. Batu genes dimanfaatkan
untuk membuat barang
kerajinan seperti asbak, jambangan bunga, dan patung
Berasal dari batuan pluto
granit yang mengalami metamorfosis
karena panas dan
tekanan.
Batu marmer
Description: Image result for batu marmer
Berwarna putih dan ada yang hitam, keras, dan permukaannya halus. Marmer biasa digunakan untuk membuat meja, papan nama, batu nisan, dan pelapis dinding bangunan atau lantai
Berasal dari batuan kapur
yang mengalami metamorfosis
karena panas dan tekanan.
Batu sabak
Description: Image result for batu sabak
Berwarna abu-abu tua, mudah terbelah tipis-tipis, dan permukaannya kasar. Sebelum ada kertas, batu sabak dimanfaatkan sebagai papan untuk menulis.
Berasal dari batuan serpih
yang mengalami metamorfosis.




Sifat-sifat Batuan
1.      Batuan Baku
a.       Tekstur Batuan Beku
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas, Granularitas dan Bentuk Kristal.
Ø  Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut
Ø  Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
Ø  Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan.
b.      Struktur Batuan Beku
Ø  Struktur Bantal (pillow structure) adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30 – 60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.
Ø  Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya rongga-rongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava setelah mengalami penurunan tekanan.
Ø  Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.
Ø  Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami pembekuan.

2.      Batuan Sendimen
a.       Tekstur Batuan Sendimen
Menurut teksturnya batuan sedimen dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1)      Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal, baik batuan beku ataupun batuan metamorf, bahkan batuan sedimen itu sendiri.
Batuan ini diendapkan dengan proses mekanis,terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya, cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik di lingkungan darat maupun di lingkungan air
2)      Batuan sedimen non-klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme, reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik seperti unsur-unsur laut, pertumbuhan, kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacment.
b.      Struktur batuan Sendimen
Struktur sedimen sebetulnya adalah kelainan dari bidang perlapisan yang normal, baik paralel ataupun horizontal, kelainan disebabkan karena proses sedimentasi, ataupun sesudah sedimentasi (diagenesa), adapun macam-macam struktur batuan sedimen yaitu :
Ø  Massif adalah struktur yang tidak menunjukan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.
Ø  Graded bedding adalah lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunya, bila bagian bawah kasar dan ke atas semakin halusdisebut normal gradding, sebaliknya apabila dari halus ke atas semakin kasar disebut inverse gradding.
Ø  Lapisan adalah lapisan yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk dari pola pengendapan dengan energi yang konstan, biasanya terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.
Ø  Cross bedding, dihasilkan oleh migrasi riple yang cukup besar, atau oleh gelombang-gelombang yang membawa pori dimana masing-masing lapisan berukuran lebih dari 5 cm, perlapisan ini membentuk sudut terhadap bidang lapisan di atas atau di bawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat intesitas arus yang berubah-ubah.
Ø  Clastic imbrication adalah struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-fragmen tabular yang overlaping dan menunjukan arus ke atas pada daerah yang miring kenampakan penjajaran material seperti susunan genting, disebabkan penggulungan energi transportasi.
3.      Batuan Malihan
Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Kalau mendapat panas terus menerus, batuan sedimen akan berubah  menjadi batuan malihan.
Batuan malihan yaitu batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral sebagai akibat perubahan kondisi fisik disebabkan oleh tekanan dan temperatur.batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. Beberapa contoh batuan metamorf adalah Gneis, batu sabak, batu garnet, dan pualam.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi.Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Ciri-ciri batuan ini :
Ø  Adanya perlapisan,
Ø  Silang siur atau struktur gelembur gelombang klastik.

E.     Erosi dan Abrasi
1.    Erosi
Erosi atau pengikisan tanah adalah hanyutnya lapisan tanah oleh air atau tiupan angin. Lapisan tanah yang mudah terkikis terutama adalah lapisan tanah atas atau lapisan tanah yang paling subur. Hujan dapat melarutkan bahan-bahan mineral dan mengikis batuan dan tanah. Sewaktu banjir, seluruh lapisan tanah atas akan dapat dihanyutkan. Akhirnya, tanah yang tertinggal adalah lapisan tanah yang rusak dan tandus. Jika hal ini terjadi pada hutan yang telah gundul, maka pada saat hujan, air yang turun tidak dapat terserap tanah. Karena tidak ada akar tumbuhan yang menahannya. Jika kondisi ini terjadi di daerah pegunungan, maka akan menyebabkan erosi dan tanah longsor. Selain itu, pada musim kemarau akan terjadi kekeringan. Karena persediaan air dalam mata air berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali.
a.       Erosi Tanah dan Cara Pencegahannya
Apa yang menyebabkan erosi tanah? Zaman dahulu, jumlah penduduk di bumi belum sebanyak sekarang. Pada masa itu, bumi lebih banyak dihuni oleh tumbuhan sehingga pemandangan hijau terlihat di mana-mana. Hal tersebut menandakan bahwa tanah di bumi sangat subur.
Sejalan dengan perubahan masa, jumlah makhluk hidup selain tumbuhan makin bertambah banyak, tak terkecuali manusia. Karena jumlah manusia bertambah banyak, maka jumlah permukiman yang dibutuhkan manusia juga bertambah banyak.
Selain digunakan sebagai lahan permukiman, manusia menebangi pohon-pohon di hutan untuk dijadikan lahan pertanian, pabrik-pabrik, dan perkebunan yang bermanfaat sebagai penunjang kebutuhan hidupnya.
Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh manusia di atas, baik disadari maupun tidak, dapat merusak kondisi alam. Hutan menjadi gundul sehingga dapat menimbulkan erosi. Erosi adalah pengikisan tanah yang umumnya disebabkan oleh aliran air.
Tanah yang tidak ditumbuhi tanaman mudah sekali terkena erosi, sedangkan tanah yang ditumbuhi tanaman lebih tahan terhadap erosi. Bila tidak ada tanaman, maka aliran air hujan yang turun di daerah gundul tidak ada yang menahannya. Akibatnya, tanah lapisan atas langsung terbawa oleh aliran air.
Hal ini tidak akan terjadi apabila di daerah tersebut ada tanamannya sebab tanaman dapat menahan laju aliran air hujan yang turun.
Cara mencegah dan menanggulangi terjadinya erosi
Ø  membuat terasering/sengkedan pada tanah yang miring,
Ø  tidak menebang pohon di hutan secara liar,
Ø  mengadakan reboisasi,
Ø  mengadakan hutan lindung.
2.      Abrasi
a.       Abrasi dan Cara Pencegahannya
Selain erosi, pengikisan tanah juga dapat disebabkan oleh gelombang air laut. Pengikisan ini disebut abrasi. Abrasi biasanya terjadi di pantai.
Apa yang menyebabkan abrasi? Abrasi, entah disadari atau tidak, banyak disebabkan oleh kegiatan yang dilakukan manusia. Mengapa demikian? Karena sebenarnya alam telah memberikan pelindung-pelindung alami pada pantai untuk mencegah abrasi. Pelindung-pelindung tersebut berupa pohon-pohon atau batu-batu karang yang berada di sekitar pantai.
Namun, pembangunan gedung-gedung di tepi pantai menyebabkan pohon-pohon pelindung tersebut ditebang. Akibatnya, gelombang air laut langsung menerjang bibir pantai. Hal ini diperparah lagi dengan adanya perusakan batu-batu karang secara besar-besaran. Tentu saja abrasi yang terjadi makin menghebat. Jika hal ini tidak ditangani secara serius, maka pantai berangsur-angsur makin menyempit.
Abrasi dapat dicegah dan ditanggulangi dengan langkah-langkah, antara lain:
o   tidak membangun gedung-gedung di daerah pantai.
o   tidak menebangi pohon-pohon di sekitar pantai,
o   mengadakan reboisasi pohon-pohon yang dapat tumbuh di daerah pantai dan mampu menahan gempuran gelombang air laut,
o   tidak merusak batu-batu karang yang berada di sekitar pantai.



Bab III Penutup
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya. Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar